Sumber: https://m.huffpost.com |
Oleh: Zahira Shofa
Seperti yang telah diajarkan dalam Islam, konsep cinta memiliki makna yang mendalam yang perlu dipahami oleh teman-teman, terkadang kita salah memahami cinta, contohnya saat ini terlihat banyak remaja yang mengekspresikan cinta mereka dengan cara yang kurang tepat, yaitu dengan cara berpacaran. Pada dasarnya rasa cinta kepada Allah Swt. itu sebenarnya harus lebih besar, daripada rasa cinta kepada makhluk.
Di dalam Al-Qur’an ada beberapa ayat yang mengajarkan kita untuk mengenal cinta yang sesungguhnya, cinta yang abadi dan tanpa ada rasa kekecewaan, karena sesungguhnya berharap pada manusia itu menyakitkan, sedangkan kita hanya berharap kepada Allah Swt. yang sudah pasti meyakinkan.
Cinta merupakan kata yang memiliki banyak definisi, tergantung siapa dan kepada siapa kata cinta itu ditujukan. Menurut Syekh Dr. Said Ramadan dalam bukunya yang Berjudul "Al-Qur’an kitab Cinta", telah membagi cinta dalam 3 bagian, yaitu;
1. Cinta Allah Swt. kepada manusia
2. Cinta manusia kepada Allah Swt.
3. Cinta manusia dengan sesama manusia atau pada harta bendanya.
Nah, makna cinta dalam Al-Qur’an kebanyakan mengacu pada bagaimana cara merasakan cinta yang abadi yaitu ketika manusia cinta dengan Allah Swt. maka hanya ada rasa hidup yang nyaman, tentram, dan damai. Kita dapat menemukan ayat-ayat Al-Qur’an yang mengajarkan manusia cinta kepada Allah Swt. seperti yang tercantum dalam beberapa ayat yaitu:
1. QS. Ali Imran Ayat 31
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah Swt., ikutilah aku, niscaya Allah Swt. mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Swt. Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S Ali Imran: 31)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw. berkata: “Jika kamu mencintai Allah Swt. maka ikutilah aku (kata Allah Swt.) dan memenuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, Maka sebaliknya Allah Swt. akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosanya, Allah Swt. yang maha pengampun dan maha penyayang."
2. QS. At-Taubah Ayat 24
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِين
َArtinya: Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah Swt. dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah Swt. tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (Q.S At-Taubah;24)
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah Swt. menegaskan pentingnya menempatkan prioritas yang tepat dalam kehidupan. Dalam ayat ini, Allah Swt. mengingatkan kita untuk tidak menyukai atau mencintai sesuatu melebihi-Nya dan Rasul-Nya, serta mengutamakan perniagaan, harta benda, keluarga, dan tempat tinggal yang kita miliki.
3. QS. Asy-Syura Ayat 11
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: (Allah Swt.) Pencipta langit dan bumi. “Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Q.S Asy-syura:11)
Ayat ini mengingatkan kita akan kebijaksanaan dan kasih sayang Allah Swt. yang menciptakan pasangan hidup untuk setiap manusia. Melalui kata-kata-Nya, kita diajak untuk memahami pentingnya hubungan yang saling melengkapi antara dua insan.
4. QS. Al-Furqon Ayat 74
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Artinya: Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S Al-Furqon: 74)
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah Swt. menggambarkan permohonan yang menyentuh hati dari hamba-hamba-Nya yang saleh. Mereka berdoa kepada Tuhan mereka dengan penuh harap, memohon anugerah-Nya (istri-istri) untuk diberikan pasangan hidup yang setia dan keturunan yang menjadi penyejuk hati mereka. Permohonan ini mencerminkan aspirasi alami setiap insan untuk menemukan kedamaian dalam kehidupan keluarga mereka.
5. QS. Ar-Ra’d: 28
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah Swt. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah Swt. hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Ayat diatas menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman hidup kita akan merasa adem kalau hati kita tenang akan tetapi terkadang hidup juga penuh dengan ujian dan cobaan sehingga membuat Hati tidak tenang.
Nah, Lalu bagaimana caranya agar hati kita tenang? yaitu dengan mengingat Allah Swt., dengan kita selalu mengingat Allah Swt. maka akan membuat hati kita tenang dan jangan lupa berdoa agar segera dipermudah segala urusan yang ada dalam hidup.
Kumpulan Quates
"Cinta yang terbaik bukanlah yang datang dengan segala kelebihannya, akan tetapi tetap bersama walau banyak kekurangan."
Tausiyah Cinta
"Kisah cinta sejati tidak akan memiliki akhir. Jika ajal datang menghampiri, maka akan berlanjut di surga."
Jika harus memilih antara nafas dan cinta maka aku memilih nafas karena terakhir untuk mengatakan “Aku cinta padamu.”
Cinta yang sesungguhnya adalah tidak akan menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan melainkan manusia akan menemukan cinta abadi tanpa kekecewaan. Cinta yang sejati apabila manusia berusaha mencintai penciptanya dan berdoa untuk memiliki ciptaannya, Karena Jika mencintai hanya dengan nafsu bisa jadi perkara yang membutakan, hati menjadi terperdaya, dan menyalahkan Hakikat Cinta.
*Penulis merupakan mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir semester 2
Akun Instagram penulis: @Zahiraaazs
Editor: Muhammad Wildan Najwanuddin