Cirebon, IqtafNews. Dalam memperingati Hari Lahir ke-10 Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (HMJ IQTAF) IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengadakan cabang lomba Musabaqoh Qiroatil Kutub (MQK) sebagai rangkaian dari acara IQTAF FEST X. Cabang lomba tersebut diadakan di Laboratorium Terpadu IAIN Syekh Nurjati Cirebon, pada Senin, 07/11/2022.
Tujuan diadakannya cabang lomba tersebut tentunya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pembacaan kitab kuning dan ilmu tafsir itu sendiri. Perlombaan ini juga sejalan dengan Jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, yang di dalamnya terdapat unsur Al-Qur'an dan tafsir.
Cabang lomba MQK tersebut diisi oleh dua juri, yakni Muhammad Sofi Mubarok S.S.I., M.H.I. dan Mohamad Yahya, M. Hum., yang man keduanya merupakan spesialis bidang Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir.
Peserta cabang lomba tersebut berasal dari berbagai pesantren se-Cirebon Raya seperti Pondok Pesantren Khas Kempek, Pondok Pesantren Kebon Jambu Babakan Ciwaringin, Pondok Pesantren Khs Kempek, Buntet Pesantren, Pondok Pesantren Al-Ihya, Pondok Pesantren An-Nida, MAN 3 Cirebon, dan lainnya.
Adittya Irawan dan Fadhilah Kurniawan, selaku penanggungjawab cabang lomba MQK, menuturkan bahwa kelebihan cabang lomba tersebut adalah untuk melatih kemampuan peserta dalam menerjemahkan dan menafsirkan kitab Tafsir Al-Jalalain karya Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi.
"Kelebihan lomba ini, lomba ini merupakan lomba perdana di rangkaian Harlah Jurusan IAT. Selain itu perlombaan ini sangat bergengsi dan penuh tantangan, karena juri yang menentukan maqra bacaannya langsung di tempat, dan kitab yang digunakan adalah kitab Tafsir Al-Jalalain karya Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi. Selain menambah pengalaman berlomba, peserta mendapatkan teman dan wawasan baru," ucap Adittya.
"Harapan kedepannya yang pasti agar lebih meriah lagi, dan untuk lomba ini sendiri harapan saya agar terus dikembangkan bahkan bisa memakai kitab tafsir lainnya. Serta jangkauan perlombaan yang lebih tinggi, seperti antarperguruan tinggi," tambahnya.
Kemudian, Muhammad Sofi Mubarok S.S.I., M.H.I., salah satu juri cabang lomba MQK, menyampaikan pesan kepada para peserta, menurutnya belajar nahwu sharaf perlu ditingkatkan lagi sebagai sarana untuk membaca kitab, khususnya kitab tafsir yang dipilih di dalam cabang lomba tersebut, yakni kitab Tafsir Al-Jalalain.
"Terus belajar. Dimulai dari hal yang kecil seperti nahwu sharaf, setelah matang barulah ke pemahaman tentang tafsir, karena memahami kitab-kitab terdahulu itu perlu keahlian khusus," ucap Sofi. (Dila)
Info selengkapnya: