Cirebon, IqtafNews. Administrasi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam aktivitas organisasi. Yakni bentuk
usaha dan aktivitas yang berhubungan dengan pengaturan kebijakan agar dapat
mencapai tujuan organisasi.
Demikian
disampaikan oleh Thobit Muhammad ‘Urfa, S.Ag dalam pemaparan materi
Administrasi dalam acara Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang diselenggarakan
oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IQTAF)
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Rabu, (9/12/2020).
“Administrasi
dan organisasi tidak bisa dipisahkan, ia bagaikan dua sayap yang harus
berdampingan, layaknya mobil dengan rodanya,”. Kata Ketua HMJ IQTAF Periode 2018-2019 itu.
Secara
sempit, Lanjut dia, Administrasi diartikan sebuah aktivitas dalam bentuk
catat-mencatat, surat-menyurat, ataupun pembukuan secara sederhana, ketik-mengetik
dan kegiatan lain yang sifatnya teknis ketatausahaan.
“Adapun
Unsur-unsur administrasi yaitu Organisasi, Manajemen, Komunikasi, Kepegawaian, Keuangan,
Pembekalan, Tata usaha, dan Hubungan masyarakat,”. Kata Alumni IAT itu.
Menurutnya,
Ciri-ciri administrasi yakni Mempunyai tujuan yang jelas, di dalamnya terdapat
dua orang atau lebih, berhubungan dengan kerjasama, terdapat usaha dan proses
usaha, terdapat kepemimpinan,
bimbingan, pengawasan
“Adapun fungsi administrasi yaitu Planning-rencana, Organizing-penyusunan, Coordinating –kordinasi, Reporting-pelaporan, Budgeting-penyusunan anggaran, Staffing-penempatan, Directing-pengarahan,”. Tandasnya
Yasir Sutisnya saat memaparkan materi kepemimpinan |
Sementara
itu, Yasir Sutisna, selaku pemateri kepemimpinan menyampaikan, kepemimpinan
merupakan aktivitas untuk mempengaruhi orang lain yang bisa kami ajak untuk
tujuan tertentu.
“Berbicara
seorang pemimpin, kita dalam indivudu pun sudah menjadi pemimpin bagi diri kita
sendiri,”. Tegas Yasir.
Baginya,
gaya kepemimpinan itu banyak, dan
menjadi seorang pemimpin bukan hanya punya satu gaya, bisa multi karakter. Terkadang kita harus
bisa menjadi pemimpin yang otoriter,
terkadang juga dituntut menjadi pemimpin yang demokratis, ataupun gaya
pemimpin lainnya.
“Yang
paling penting, seorang pemimpin harus mempunyai sikap Shiddiq, Amanah, Tabligh,
Fatonah yang telah Nabi ajarkan,”. Ujarnya.
Ia
melanjutkan, pemimpin harus punya strategi, yakni Planning (Rencana), Organizing
(Pengorganisasian, Membagi-bagi tugas), Actuating
(Aksi), Controling (Kontrol) Evaluating (Evaluasi).
“Gaya
kepemimpinan meliputi Otoriter atau dalam artian terpusat pada ketua sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi. Juga terdapat gaya kepemimpinan Demokratis atau mengutamakan
kontribusi orang orang di dalam kepengerusan, mendiskusikan dalam segala
keputusan,”. Ujar Demisioner HMJ IQTAF itu.
Ia
menambahkan, Ada pula kepemimpinan gaya Delegatif, yaitu memberikan wewenang
kepada anggotanya untuk memutuskan keputusan.
“Dan
yang terakhir gaya kepemimpinan Tranformasional, dalam artian berfokus pada
perubahan organisasi, selalu berfikir untuk merubah organisasi atau kelompok
didalamnya untuk menjadi lebih baik,”. Tandasnya
Pewarta: Ida Safitri
*Divisi Kominfo HMJ IQTAF