Peringati Hari Kartini, HMJ IQTAF Rangkul HIMPIAUD Adakan Halaqah Virtual

E-Pamflet Halaqah Virtual
Cirebon, IqtafNews. Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Himpunan Mahasiswa (HMJ) Ilmu Alqur'an dan Tafsir (IQTAF) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon belum lama ini menggelar Halaqah Virtual.

Acara yang bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Anak Usia Dini (HIMPIAUD) itu berlangsung di WhatsApp Grup (WAG) dengan mengangkat tema "Refleksi Hari Kartini: Peran Perempuan Untuk Generasi Alfa". Selasa, (21/4/2020)

Kajian Online itu direspon baik oleh Ketua Jurusan H. Muhammad. Maimun, MA, M.S.I. Ia mengatakan, Halaqah Virtual yg diigelar kedua HMJ merupakan bagian dari corak kajian integrasi ilmu, yaitu Ilmu Alquran dan Tafsir dengan Ilmu Pendidikan khususnya Pendidikan Usia Dini.

Ia menganggap, Pesan yg dibawa oleh RA Kartini adalah kesetaraan dan keadilan gender. Dari sisi disiplin Ilmu IAT, salah satu misi pewahyuan Alquran adalah kesetaraan dan keadilan gender.

"Jika membaca secara komprehensif, Alquran dan Hadis mengangkat derajat perempuan. Alquran dan Hadis mengajarkan bahwa perempuan adalah mitra kaum laki-laki, hidup berdampingan dengan baik dan tidak memaksa kaum perempuan,". Katanya

Menurutnya, kajian Integrasi ilmunya yaitu memberikan pendidikan kesetaraan dan keadilan pada generasi alfa. Ini memerlukan disiplin pendidikan dan psikologi perkembangan

"Dalam prinsip kesetaraan, bahwa tugas mendidik bukan semata tugas ibu, tetapi peran ayah juga penting untuk memberikan pendidikan terhadap anaknya, karena sosok ayah dan ibu keduanya sangat penting bagi perkembangan anak.

Kemudian, Lanjut dia, integrasi ilmu nya yaitu mengenalkan nilai kesetaraan dan keadilan sejak dini, melalui suri tauladan ayah dan bunda (atau teladan anak-anak muda dari generasi milenial), berbagi peran antara ayah dan bunda, dan edukasi melalui digital, yaitu konten-konten digital diisi dgn kesetaraan dan keadilan gender, baik gambar, video, game atau aplikasi.

"Karena generasi alpha sangat akrab dgn teknologi dan informasi, maka ke depan pencerahan kesetaraan dan keadilan gender akan ikut mewarnai dan meramaikan jagat dunia maya,". Kata Maimun saat memberikan penutup di akhir kajian

Tanggapan positif pun dilayangkan oleh Sekretaris Jurusan, Nurkholidah, M.Ag. Ia mengungkapkan, Kajian ini merupakan bukti adanya kerjasama dengang jurusan lain

"Saya selaku Sekjur sangat menduku, karena kajian ini tidak melulu menafsirkan tapi ada integrasi keilmuan yang lain,". Ujarnya saat dikonfirmasi via WhatsApp

Sementara itu, Fasfah Sofhal Jamil selaku pemateri 1 sekaligus sebagai ketua HMJ IQTAF menyampaikan, sosok Kartini merupakan perempuan yang menolak ajaran feodal Jawa

"Kartini ia lebih suka dipanggi hanya Kartini saja ketimbang penggunaan Raden Ajeng. Karena menurutnya tidak ada yang lebih gila dan bodoh daripada melihat orang yang membanggakan asal dan keturunan,".

Ia menegaskan, Alqur’an mengajarkan tentang kesetaraan, lihat saja QS. Al-Hujurat ayat 13. Di sana disebutkan bahwa yang membedakan antara laki-laki dan perempuan hanyalah ketakwaan.

"Menyoal Tafsir, para ulama beragam pendapat, ambil misal pada At-Thabari, ia menegaskan bahwa yang menjadi pembeda adalah ketakwaan kepada Allah, yang menjadi mulia bukan lah dari keturunan,". Katanya

Pemateri lainnya, yakni Siti Afinah Tahar menyebutkan, Generasi alfa merupakan anak yang lahir setelah tahun 2010 sampai 2024, jadi jika kita mempunyai anak, maka anak itu dikatakan sebagai generasi alfa.

"Generasi Alfa yakni generasi yang lahir di tengah pesatnya teknologi, dikenal juga sudah melek teknologi, sebelumnya kita telah mengenal generasi Z dan Y,". Kata Afinah

Menurutnya, dunia anak adalah dunia bermain, ia bermain sambil bergerak. jadi sebenarnya dengan bergerak mereka lebih baik.

"Ajarkan mereka dengan berolahraga, kenalkan dengan kita atau orang tuanya, jangan diberi kebebasan penuh kepada anak untuk mengoperasikan HP, diberikan jadwal, dan hadir saat dikasih jadwal, jika tidak bisa mendampingi maka kirimkan delegasi untuk mengawalnya, dan yang terakhir beri dia pengontrolan,". Paparnya

Penggunaan gadget atau ponsel pada anak, kata dia, yang tidak dipantau dapat berakibat buruk bagi tumbuh kembang anak. Gadget seperti telpon pintar atau tablet memberikan kemudahan mengakses dunia luar. Meski begitu, kebebasan di dunia digital tetap harus dikontrol dan diawasi terutama pada anak. 

"Pemakaian gadget dapat memicu kecanduan yang membuat perilaku anak dapat berubah. Anak disebut cenderung tidak dapat berkomunikasi dengan baik di dunia nyata dan memiliki kosakata yang sedikit,". Tandasnya


Pewarta : Ida Safitri
Posted by: Ita Ulfazriyah





Previous Post Next Post